Bagi para leluhur Jawa yang waskita, memiliki kemampuan melihat alam gaib adalah suatu keharusan.
Para leluhur yang waskita ini adalah mereka yang menggunakan seluruh
potensi yang sudah dimiliki sejak awal. Potensi itu berupa rasio/akal,
budi, rasa/batin hingga kesadaran ruh. Dengan menggunakan seluruh
potensi yang tersedia, maka kita tidak hanya memiliki kecerdasan akal,
kecerdasan mental/emosi namun juga kecerdasan spiritual. Semuanya
terangkum dalam kata; menjadi orang yang Bijaksana atau Wicaksana.
Di Jawa, kita mengenal sebuah ajian yang sangat langka untuk melihat
alam gaib yang dihuni oleh makhluk halus gendruwo, buto ijo dan
teman-temannya. Nama ajian itu Aji Suket Kalanjana. Ajian ini adalah
untuk mengoptimalkan potensi rasa pangrasa/batin hingga bisa “melihat”
apa yang tidak bisa “dilihat” oleh orang lain.
Untuk memiliki ajian ini maka orang harus menjalani laku yang berat
yaitu puasa 40 hari, patigeni sehari semalam mulai hari Kamis Kliwon.
Mantra dibaca setiap jam 12 malam selama menjalani puasa dan patigeni.
Mantranya sebagai berikut:
“Niat ingsun amatek ajiku suket kalanjana, aji pengawasan saka sang hyang permana, byar padhang terawangan pangawasan ingsun, sakabehing sipat katon saking kersaning Allah"
"Niat ingsun amatek ajiku rajut kaladiu”
Cara matek aji kalanjana: mantra dibaca dalam hati. Tangan kanan ditempelkan di ulu hati dan tangan kiri diusapkan ke mata 3 x.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar