Menurut cerita Pantun Bogor,Palabuhan Ratu didirikan oleh Nyai Ratu Pu'un Purnama Sari.atau nyai Ratu Purnama Sari Putri Pertama Prabu Sedah Siliwangi dari Istrinya yang ke tujuh, yang saat itu Prabu Sedah Nusia Mulya bertahta di Pakuan Pajajaran Tengah.
Yang dimaksud Pajajaran tengah menurut Pantun Bogor,yaitu wIlayah antara Bogor Cianjur Sukabumi dan Pelabuan Ratu daerah itu disebut Pajajaran Tengah.karena menurut cerita Pajajaran terdiri atas 5 bagian,akan tetapi bagian bagianya lainya biarlah kita tinggalkan yg penting Pajajaran tengah ini.
Sebetulnya tidak ada niat Ratu Purnama Sari mendirikan Pelabuhan Ratu,ini hanya secara kebetulan saja.
Ketika Pajajaran atau Bogor diserbu oleh tentara Sarosoan Banten yg bergabung Cirebon dan Demak, Pajajaran jatuh pada serangan yang ketiga kalinya,pada waktu itu Prabu Sedah dengan semua orang dari Pajajaran tengah mundur ke selatan.maksud nya hendak menyebrang ke Nusa Larang yg sekarang disebut Pulau Krismas,akan tetapi mereka terpencar,ada yang ikut dengan Prabu Sedah dan ada pula yang ikut dengan Rombongan Nyai Ratu Purnama Sari.
Dan pada saat itu Prabu Sedah hanya sampai ke Leuweung Denuh ( Tegal Buleud ) sekarang Daerah Jampang,karena terhalang Badai besar.
Diantaranya pada waktu itu sampai ke Daerah Palabuhan Ratu sekarang,yaitu Nyai Ratu Purnama Sari bersama Suaminya Raden Kumbang Bagus Setra yg belum lama mereka menikah,dan ikut pula seorang Puragabaya ( Pengawal ) yg bernama Rakean Kalang Sunda,seorang Pengawal yg sangat Sakti,menurut cerita dia murid Satu2nya Sabda Palon.
Sebelumnya Ratu Purnama Sari pernah di pinang oleh salah satu Mantri Majeti Pajajaran yg bernama Jaya Antea,namun oleh Ratu Purnama Sari di tolak,ahirnya Jaya Antea meninggalkan Pajajaran.
Rombongan Ratu purnama Sari dalam perjalanan ke Pengungsian berpapasan dengan Jaya Antea akhirnya timbulah perkelahian antara Kumbang Bagus Setra dengan Jaya Antea,dalam perkelahian ini Kumbang Bagus Setra terperosok ke jurang dan meninggal Dunia di Darah Bantar Gadung sebelum Pelabuan Ratu.
Jaya Antea terus mengejar Rombongan Ratu Purnama Sari yang saat itu Putri Purnama Sari dalam keadaan Hamil dari Raden Kumbang Bagus Setra,pengejaran ini sampai ke Daerah Bagbagan Sekarang.
Tanpa di sangka dalam keadaan kesulitan,Nyai Putri yang sedang di kejar kejar Jaya Antea,tiba pula disana yaitu Rakean Kalang Sunda yang telah mendapat perintah dari Prabu Sedah bahwa Nyai Putri harus di selamatkan,dengan pendek kata rambut selembar darah satu tetes sangat menitipkan kepada Rakean Kalang Sunda.
Terjadilah pertengkaran jaya antea dgn rakean kalang sunda, dan akhirnya terjadi perkelahian, jaya antea harus mengakui kesaktian rakean kalang sunda, akhirnya dia dilemparkan ke laut, dan menurut cerita jaya antea ngahiyang di goa lalay (rawa kalong) menjadi bajul bodas (buaya putih) dan tempat perkelahian antara jaya antea dengan rakean kalang sunda dinamai sekarang gunung jayanti adanya di daerah bagbagan, mungkin diambil dari nama jaya antea. Akhirnya nyai ratu purnama sari menyeberang ke sebelah selatan cimandiri disertai rakean kalang sunda, disanalah ia membuat sebuah kampung yang disebut babakan cidadap.
Babakan cidadap ini bukanlah yang sekarang kampung cidadap loji, daerah bagbagan pelabuhan ratu, atau bojong kopo, melainkan cidadap diantara cimandiri degnan bekas sungai cinyocok atau sekarang kira2 kampung mariuk sampai ke babakan lebu pelabuhan ratu, sekarang sungai cidadap sudah menjadi daratan, penuh dengan rumah-rumah dan hulu sungai cidadap tidak jauh, kira2 sumber loa sekarang. Babakan sumber loa yang didirikan oleh nyai ratu putri purnama sari bersama rakean kalang sunda kemudian menjadi kampung besar, banyak orang-orang berdatangan dari mana-mana. Dan akhirnya atas kesepakatan penduduk, palabuhan nyai ratu yg artinya tempat berlabuhnya ratu. Nyai ratu purnama sari diangkat menjadi kepala kampung atau pu'un (bhs sunda) dengan gelar nyai pu'un purnama sari, arti pu'un disini sama saja seperti di baduy, di kanekes yg artinya kepala suku dan kampung ini bertambah besar. Orang2 berdatangan dari mana-mana, maka disebut dari palabuhan nyai ratu, dan sekarang palabuhan ratu. Palabuhan nyai ratu bertambah ramai akhirnya menjadi sebuah bandar yg besar dan sering dikunjungi perahu layar asing khususnya cina. Seperti telah dikatakan diatas nyai pu'un purnama sari sdg mengandung dan setelah kampung itu selesai maka lahirlah seorang putri yg diberi nama nyai putri mayang sari pamulangan. Dan menurut cerita setelah ibu dan anak itu bertapa digunung winarum dan sampai ngahiyang dr tempat tapa nya yg skr sering di ziarahi yaitu karang hawu. Mereka diberi kuasa sama Yang Maha Kuasa, ibunya nyai ratu purnama sari menjadi ratu laut kidul dengan sebutan ratu laut selatan atau ibu ratu. Setelah itu anaknya mayang sari diangkat menjadi ratu basisir kidul (pantai selatan dgn gelar ratu mayang sagara). Dan ibu dan anak ini diangkat alam menjadi 2 ratu (ratu loro) dgn sebutan umum nyai loro kidul (lain lg dgn roro), yang mempunyai kekuasaan dari timur pantai selatan sampai barat pantai selatan, itulah kekuasaan ratu mayang sagara sbg ratu pantai selatan. Lalu apa sebabnya palabuhan ratu sekarang bukan di cidadap, muara cimandiri? Sebab setelah kampung itu ramai kepemimpinan diserahkan kepada ketua yg dipercayainya, dan beliau pergi bersama anaknya mayang sari kesebuah tempat yg bernama kiara papak (skr karang papak 1 km dr karang hawu, jaraknya tidak jauh beda antara parang kusumo-parang tritis). Setelah pindah ke kiara papak, nyai ratu purnama sari bersama anaknya sering bertapa di gunung winarum, sebelum gunung tersebut di bagi dua sama jalan,yang sekarang disebut PANGJARAHAN IBU RATU KIDUL Karang Hawu.
Setelah ditinggal Pu'un Purnama Sari,Kampung yang ditinggalkan menjadi sepi maka oleh Kokolot Kampung di pindahkan ke dekat Palelangan Ikan sekarang, dan sekarang jadi kota Kabupaten Sukabumi.
Sampai sekarang Palabuhan Ratu tetap Palabu,jadi maksudnya Pelabuhan Ratu itu asal sebutan Penduduk kampung Ci Dadap yang datang dari mana-mana yaitu tempat berlabuhnya Nyai Ratu purnamaSari.
Bila dihubungkan dengan tahun Masehi, Jatuhnya Pajajaran ( Pajajaran Runtag ) pada th 1579 Masehi, tidak akan jauh bedanya dengan waktu dalam cerita ini. Hanya kalau kita perhatikan jatuh nya Pajajaran pada Jaman BAHLA CAI SAGARA KUMPUL hal itu entah merupakan CANDRA SANGKALA contoh SURYA SANGKALA hanya yg jelas masa BAHLA CAI SAGARA NGUMPUL
Sekian riwayat PALABUHAN RATU. Nyambung ke LEBAK CAWENE.
Di ceritakan oleh:
KI NAGA WIRU Sesepuh Sunda LEBAK CAWENE.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar