3 Januari 2013

Indigo child dan karakteristiknya


Anak indigo didefinisikan sebagai anak yang menunjukkan kelebihan karena memiliki kemampuan supranatural karena sudah sejak lahir sudah terbuka mata ketiganya. Pola perilakunya juga tidak umum sehingga mengisyaratkan agar orang-orang yang berinteraksi dengan mereka (para orangtua, khususnya) mengubah perlakuan dan pengasuhan terhadap mereka guna mencapai keseimbangan. 

Sebelum membahas lebih jauh tentang anak-anak indigo, alangkah baiknya kita mengetahui dulu mengenai warna indigo yang dimaksud pada anak-anak indigo. Warna indigo adalah warna yang dominan dari warna aura (warna biru-merah).

Warna Indigo menunjukkan cakra mata ketiga, pusat aktivitas dari enerji psikis, yang terbuka pada anak-anak Indigo. Anak-anak Indigo memahami perbedaan yang sangat tipis antara dunia kasat dan dunia spiritual, dan mereka memiliki kemampuan untuk mengakses informasi dari sini, yang orang lain tidak mampu. Kebanyakan perilaku anak Indigo dapat dipahami dari aspek ini.

Banyak anak-anak sekarang yang terkategorikan sebagai Anak Indigo, juga disebut “Children of the Sun” oleh para ahli dari Amerika. Atau disebut juga sebagai “Millennium Children”. Para ahli mengatakan lebih dari 90% (di lain buku menyebutkan lebih dari 80 %) dari anak-anak di bawah 12 tahun, dan beberapa mengatakan walau dalam persentase yang tidak besar terdapat Indigo dewasa.

Anak-anak ini teridentifikasi melalui adanya karakteristik yang unik. Mereka cerdas dan kreatif, namun bersifat sulit diatur pada kekuasaan dan sistem secara umum. Mereka sering disalah diagnosa sebagai ADD (Attention Deficit Disorder = atau Gangguan Kekurangan Perhatian) atau ADHD (Attention Deficit Hyperaktive Disorder = Gangguan Hiperaktif Kekurangan Perhatian) yang membutuhkan terapi untuk mengatasi sifatnya.

Secara fisik dan emosional mereka sangat sensitif. Mereka juga sangat perhatian dan empati terhadap orang lain, juga beberapa menjadi terlihat tidak berperasaan. Anak Indigo dapat mudah marah dan kasar, mereka membutuhkan keyakinan bahwa dirinya diterima dan memerlukan konseling. Indigo juga mempunyai rasa depresi di usia muda jika mereka merasa tidak mengapa mereka dilahirkan atau merasa tidak mempu berbuat apa-apa untuk memperbaiki dunia.

Bagi yang ingin mengetahui apakah anaknya atau diri sendiri termasuk seorang Indigo, bisa mencocokkan karakteristik anak Indigo dan Indigo dewasa berikut ini. Selain itu biasanya seorang anak Indigo tergolong anak yang istimewa (biasanya memiliki IQ -Intelligence Quotient- lebih dari 120 dan mempunyai kecenderungan mempunyai kemampuan supranatural) namun seringkali mempunyai permasalahan dengan sistem belajar di sekolah pada umumnya.

Sebagai konsep di bidang para psikologi, “Anak indigo” dikembangkan oleh Nancy Tappe Anne, yang menggambarkan anak-anak yang diduga memiliki kemampuan dan ciri-ciri khusus. Anak indigo diyakini menjadi tahap awal dalam evolusi manusia sebelum memiliki kemampuan paranormal, seperti telepati, mampu melihat makhluk gaib, meramal dan lainnya. Namun mereka memiliki kekurangan yaitu kurang lancar berkomunikasi.

Anne Nancy Tappe, pada tahun 1970-an mempublikasikan buku Understanding Your Life Through Color memaparkan selama pertengahan 1960-an ia mulai menyadari bahwa banyak anak-anak yang lahir dengan aura “indigo” dan warna nila berasal dari “warna kehidupan” dari anak-anak yang diperoleh melalui sinestesia.

Gagasan tentang anak indigo kemudian berlanjut pada tahun 1998 yang dipopulerkan oleh buku The Indigo Children: The New Kids Have Arrived, yang ditulis oleh suami dan istri dosen self-help Lee Carroll dan Jan Tober. Konsep lain dikembangkan Carroll Tober. Ia menjelaskan kehadiran anak-anak indigo adalah untuk membentuk kembali dunia menjadi satu karena perang, sampah dan makanan olahan.

Pada tahun 2002, sebuah konferensi internasional tentang anak indigo diadakan di Hawaii, yang diikuti 600 peserta. Konferensi berikutnya berlangsung di Florida dan Oregon. Konsep ini dipopulerkan dan menyebar lebih lanjut dengan film dan dokumenter dirilis pada tahun 2005, keduanya disutradarai oleh James Twyman, penulis Zaman Baru.

Secara umum, anak-anak indigo memiliki karakter di antaranya keyakinan penuh empati, rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki makna yang jelas mengenai definisi diri dan tujuan hidup, berkemauan keras, mandiri, sering dianggap oleh teman-teman atau keluarga sebagai aneh, dan juga menunjukkan kecenderungan yang kuat terhadap hal-hal rohani (misalnya Tuhan) dari anak usia dini. Anak-anak indigo juga digambarkan sebagai memiliki perasaan yang kuat, merasa memiliki hak untuk berada di sini. Ciri lainnya adalah memiliki intelligence quotient yang tinggi, kemampuan intuitif yang melekat, dan perlawanan terhadap otoritas.

Menurut Carroll dan Tober, anak-anak indigo susah masuk di sekolah-sekolah konvensional karena penolakan mereka terhadap otoritas, menjadi lebih pintar daripada guru-guru mereka dan kurangnya respon terhadap rasa bersalah, takut dam susah oleh malipulasi berbasis disiplin.

Dalam Dallas Observer ada artikel yang membahas anak-anak indigo, seorang reporter mencatat interaksi antara seorang pria yang bekerja dengan anak-anak indigo, dan seorang yang mengaku sebagai anak indigo:  “Apakah Anda seorang indigo?” Reporter bertanya pada seorang anak bernama Senja. Anak itu menatapnya malu-malu dan mengangguk. “I’m an avatar,” kata Senja. “Saya dapat mengenali empat unsur bumi, angin, air dan api. Saya tidak akan datang selama 100 tahun.” Pria itu tampak terkesan.

Pembaca dari Dallas Observer kemudian menulis di koran untuk menginformasikan bahwa respons anak tampaknya diambil dari alur cerita Avatar: The Last Airbender; kartun anak-anak yang ditampilkan di Nickelodeon.

Nick Colangelo, seorang profesor Universitas Iowa yang mengkhususkan diri dalam pendidikan anak-anak berbakat, menyatakan bahwa buku Indigo pertama seharusnya tidak diterbitkan, dan bahwa “..gerakan anak-anak indigo bukanlah tentang anak-anak, dan tidak tentang warna nila. Ini adalah tentang orang dewasa yang ahli membuat uang di buku, presentasi dan video.”

Mempunyai kemampuan psikis/supranatural.
Mengekspresikan kemarahan dan mempunyai masalah dengan menahan amarah.
Membutuhkan dukungan untuk menemukan diri mereka.
Kreatifitasnya tinggi.
Mudah teralihkan perhatiannya, bisa mengerjakan banyak hal bersamaan.
Menunjukan intuisi yang kuat.
Punya empati yang kuat terhadap sesama, atau tidak punya empati sama sekali.
Sangat berbakat dan rata-rata sangat pintar.
Susah konsentrasi dan hiperaktif.
Mempunyai visi dan cita-cita yang kuat.
Mempunyai kesadaran diri yg tinggi, terhubung dengan sumber (Tuhan).
Mengerti jika dirinya layak untuk berada di dunia.
Mempunyai pengertian yang jelas akan dirinya.
Tidak nyaman dengan disiplin dan cara yang otoriter tanpa alasan yang jelas.
Menolak mengikuti aturan atau petunjuk.
Tidak sabaran dan tidak suka bila harus menunggu.
Frustasi dengan sistem yang sifatnya ritual dan tidak kreatif.
Mereka punya cara yg lebih baik dlm menyelesaikan masalah.
Sebagian besar adalah orang yg menimbulkan rasa tidak nyaman.
Tidak bisa menerima hukuman yang tanpa alasan, selalu ingin alasan yang jelas.
Mudah bosan dengan tugas yg diberikan.
Pandangan mata mereka terlihat, bijaksana, mendalam dan tua.

Frustasi dengan budaya populer.
Tidak terima bila hak-hak mereka diambil atau diinjak-injak.
Punya hasrat yang membara untuk merubah dunia, tapi kesulitan menemukan jalurnya.
Mempunyai ketertarikan akan hal spiritual dan kemampuan psikis saat usia muda.
Punya beberapa “Role model” Indigo.
Punya intuisi yang kuat.
Punya sifat atau jalan pikir yang tidak biasa, sulit fokus pada tugas, atau meloncat-loncat di tengah pembicaraan.
Pernah mengalami pengalaman spiritual, psikis dan lainnya.
Sensitif terhadap yang berhubungan dengan listrik.
Mempunyai kesadaran akan dimensi lain.
Secara seksual sangat ekspresif atau malah menolak seksualitas aga bisa mencapai kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
Mencari arti hidup mereka dan mengerti tentang dunia, mereka bisa mencarinya dengan melalui agama, buku.
Waktu mereka merasa diri mereka seimbang, mereka akan menjadi kuat, sehat, dan individu yang bahagia.
Mereka pintar walaupun tidak selalu berada di tingkatan paling atas.
Kreatif dan sangat menikmati menciptakan sesuatu.
Selalu ingin tahu kenapa, khususnya jika mereka disuruh melakukan sesuatu.
Muak akan pekerjaan yang banyak dan berulang-ulang di sekolah.
Pemberontak di sekolah/kampus, menolak mengerjakan tugas atau ingin memberontak tapi tidak berani karena ada tekanan dari orang tua.
Punya masalah dengan keberadaan, seperti tidak diterima, atau terasing. Biasanya menimbulkan perasaan ingin bunuh diri, tapi tidak benar-benar melakukannnya.
Punya masalah dengan amarah.
Tidak nyaman dengan politik karena merasa suara mereka tidak dihitung, dan tidak peduli dengan hasil yang keluar.

Sumber: Artikel terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar