Bukti kedekatan-Ku adalah ujiibu da’wata addaai’ idzaa da’aanii, manakala seseorang berdo’a kepada-Ku dengan kegelisahan serta keperihan, maka Aku mengabulkan do’a mereka. Dan pengabulan ini membuktikan bahwa Aku dekat. Seandainya Aku jauh, maka bagaimana Aku bisa mendengar rintihan lirih/suara pelan dalam sujud mereka, dan jika Aku jauh, bagaimana Aku bisa mendengar do’a yang dipanjatkan dengan suara pelan dalam kesendirian mereka, ketika mereka duduk sambil menengadahkan tangan, atau ketika mereka berdiri.
Tuhan sangat dekat (aqrobu) bahkan lebih dekat dari rasa dekat/urat leher (wa nahnu aqrobu ilaihi min hablil wariid). Kedekatan rasa dengan Tuhan ini bisa
dicapai manakala kita berjalan mentaati anjuranNya; berbuat baik,
membantu yang membutuhkan, memberi manfaat pada dunia dan tidak merusak
tatanan dan hukum alam semesta.
Rasa yang dekat dengan Tuhan, itulah yang sesungguhnya dicari dalam
setiap pergerakan makhluk hidup, termasuk manusia. Beruntunglah kita,
manusia biasa yang memiliki otak untuk berpikir tentang hakekat
kedekatan ini. Makluk hidup yang lain tidak mampu mengkaji apa arti dan
hakekat kedekatan dengan Tuhan. Bagi mereka, kedekatan sama artinya
dengan hidup itu sendiri.
Manusia yang dekat dengan Tuhan berarti mereka sadar bahwa hidup adalah
perjalanan menuju keabadian. Boleh disebut, hidup di dunia ini hanya
satu titik dari garis panjang perjalanan hidup menempuh satu planet ke
planet yang jauhnya tidak bisa diukur. Berapa panjang hidup manusia
sesungguhnya? Tidak ada yang mengerti kecuali Tuhan yang serba
mengetahui semua rahasia.
Dekatnya kita dengan Tuhan bukanlah kedekatan yang bisa diukur dengan menggunakan penggaris. Kedekatan adalah sebuah penghayatan bahwa kita ini sedang bercengkrama,
selalu berkomunikasi di setiap detak jantung dan berada di “pelukan”
Tuhan. Rasanya? Setiap individu akan mengalami rasa yang berbeda-beda
bila dekat dengan Tuhan.
Bagaimana cara bila ingin dekat dengan Tuhan? kedekatan (muqorobah) dengan Sang Robbul Jaliil tidak semudah seperti membalikan telapak tangan. Butuh kesungguhan, riyadoh batin, dll. Sebab kedekatanNya tiada berjarak dengan pengetahuan kita. Di
tingkat syariat: kedekatan itu masih perlu dipikirkan. Di tingkat
hakekat: kedekatan masih perlu didzikirkan. Di tingkat makrifat:
kedekatan hanyalah dialami dan tidak perlu dipikirkan dan didzikirkan
lagi.
Izin nyimak Pak sepenggal Ayatnya
BalasHapusKunjungan Rutin Sobat, Jangan Lupa Kunjungan Baliknya....
:D
Salam Dari Sirau News | Blogger Pemula Berbagi
Silahkan mas sirau, ok segera meluncur..alaikassalam. :)
HapusBoleh tanya Pak....
BalasHapusYang di kotak hijau itu surat apa ayat berapa ya? Terima kasih.... :)
Boleh..itu sekila penjabaran aja dari petikan Al-Quran Surat Al-Baqarah 186..yg dikotak hijau itu bukan terjemahannya. Silahkan anda lihat Al-Quran Surat Al-Baqarah 186. Sama-sama..
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusass wr wb ket aqrobu tsb bnr scr garis besarnya saja.namun apabila dijlskan lg crnya lbh baik .dan semya itu ada hub nya dgn..ikhsan..showarikum..dan intinya TDK adasatupun makhluk di dunia bisa menetahui Bgmn Cara Dekatnya/ Fareknya Alloh itu ....tks
BalasHapus