25 Mei 2013

Wa Nahnu aqrobu ilaihi min hablil wariid


Bukti kedekatan-Ku adalah ujiibu da’wata addaai’ idzaa da’aanii, manakala seseorang berdo’a kepada-Ku dengan kegelisahan serta keperihan, maka Aku mengabulkan do’a mereka. Dan pengabulan ini membuktikan bahwa Aku dekat. Seandainya Aku jauh, maka bagaimana Aku bisa mendengar rintihan lirih/suara pelan dalam sujud mereka, dan jika Aku jauh, bagaimana Aku bisa mendengar do’a yang dipanjatkan dengan suara pelan dalam kesendirian mereka, ketika mereka duduk sambil menengadahkan tangan, atau ketika mereka berdiri.

Tuhan sangat dekat (aqrobu) bahkan lebih dekat dari rasa dekat/urat leher (wa nahnu aqrobu ilaihi min hablil wariid). Kedekatan rasa dengan Tuhan ini bisa dicapai manakala kita berjalan mentaati anjuranNya; berbuat baik, membantu yang membutuhkan, memberi manfaat pada dunia dan tidak merusak tatanan dan hukum alam semesta.

Rasa yang dekat dengan Tuhan, itulah yang sesungguhnya dicari dalam setiap pergerakan makhluk hidup, termasuk manusia. Beruntunglah kita, manusia biasa yang memiliki otak untuk berpikir tentang hakekat kedekatan ini. Makluk hidup yang lain tidak mampu mengkaji apa arti dan hakekat kedekatan dengan Tuhan. Bagi mereka, kedekatan sama artinya dengan hidup itu sendiri. 

Manusia yang dekat dengan Tuhan berarti mereka sadar bahwa hidup adalah perjalanan menuju keabadian. Boleh disebut, hidup di dunia ini hanya satu titik dari garis panjang perjalanan hidup menempuh satu planet ke planet yang jauhnya tidak bisa diukur. Berapa panjang hidup manusia sesungguhnya? Tidak ada yang mengerti kecuali Tuhan yang serba mengetahui semua rahasia.

Dekatnya kita dengan Tuhan bukanlah kedekatan yang bisa diukur dengan menggunakan penggaris. Kedekatan adalah sebuah penghayatan bahwa kita ini sedang bercengkrama, selalu berkomunikasi di setiap detak jantung dan berada di “pelukan” Tuhan. Rasanya? Setiap individu akan mengalami rasa yang berbeda-beda bila dekat dengan Tuhan.

Bagaimana cara bila ingin dekat dengan Tuhan? kedekatan (muqorobah) dengan Sang Robbul Jaliil tidak semudah seperti membalikan telapak tangan. Butuh kesungguhan, riyadoh batin, dll. Sebab kedekatanNya tiada berjarak dengan pengetahuan kita. Di tingkat syariat: kedekatan itu masih perlu dipikirkan. Di tingkat hakekat: kedekatan masih perlu didzikirkan. Di tingkat makrifat: kedekatan hanyalah dialami dan tidak perlu dipikirkan dan didzikirkan lagi.

6 komentar:

  1. Izin nyimak Pak sepenggal Ayatnya


    Kunjungan Rutin Sobat, Jangan Lupa Kunjungan Baliknya....

    :D

    Salam Dari Sirau News | Blogger Pemula Berbagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan mas sirau, ok segera meluncur..alaikassalam. :)

      Hapus
  2. Boleh tanya Pak....

    Yang di kotak hijau itu surat apa ayat berapa ya? Terima kasih.... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh..itu sekila penjabaran aja dari petikan Al-Quran Surat Al-Baqarah 186..yg dikotak hijau itu bukan terjemahannya. Silahkan anda lihat Al-Quran Surat Al-Baqarah 186. Sama-sama..

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. ass wr wb ket aqrobu tsb bnr scr garis besarnya saja.namun apabila dijlskan lg crnya lbh baik .dan semya itu ada hub nya dgn..ikhsan..showarikum..dan intinya TDK adasatupun makhluk di dunia bisa menetahui Bgmn Cara Dekatnya/ Fareknya Alloh itu ....tks

    BalasHapus