Alam semesta, selain objek‑objek materi, juga mengandung
energi‑energi dalam bentuk listrik, magnetisme, panas, cahaya, dan
sebagainya. Al‑Qur'an, di samping membahas alam semesta yang berupa
materi, juga menggunakan kata‑kata yang terkenal seperti matahari,
bulan, bintang‑bintang, dan sebagainya, sedangkan pokok bahasan
mengenai energi tampaknya dibahas dalam istilah‑istilah seperti
malaikat‑malaikat dan jin, yang sangat tidak dikenal dalam sains.
Malaikat‑malaikat, menurut pemyataan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan oleh Muslim, dicipta dari نو ر (nur)1) Kata nur yang
biasanya diterjemahkan dengan sinar, sebagaimana dikemukakan
sebelumnya, bisa juga berarti energi radian. Selain itu, kata‑kata Arab
ملك (Malak) yang diterjemahkan dengan malaikat juga berarti perasaan
kuat, kekuatan atau energi.
Mengenai jin Al‑Qur'an menyatakan:
"Dan Dia [Allah] telah mencipta Jin dari gelombang panas yang dikeluarkan oleh api.2) "
Sesuatu yang dikeluarkan oleh api, dalam terminologi sains, berarti sinar‑sinar infra atau energi panas.
Dengan mengacu informasi tersebut di atas, mungkinkah para malaikat
dan jin itu tersusun dari beberapa bentuk energi radian yang tidak
dapat kita persepsi melalui indera‑indera fisik kita tetapi yang ada
memberikan pengaruhnya terhadap kita tanpa kita sadari, sebagaimana
sinar X, yang menembus daging manusia tetapi tidak menimbulkan rasa
apa‑apa pada manusia yang bersangkutan?
Energi, menurut sains, bisa dikaitkan dengan materi sebagai energi
kimia, energi mekanik, dan lain‑lainnya, atau bisa ada tanpa adanya
materi, yakni di ruang kosong sebagai energi radian, yang contoh paling
terkenalnya adalah cahaya.
Energi radian atau radiasi elektromagnetik ditampilkan dalam bentuk
gelombang‑gelombang yang sama dengan gelombang‑gelombang yang terjadi
di permukaan air ketika terganggu oleh batu yang dijatuhkan atau oleh
angin. Ada bermacam‑macam bentuk energi radian, yang berbeda‑beda satu
sama lain dalam panjang gelombangnya (jarak antara satu puncak
gelombang dan puncak gelombang lainnya) dan frekuensinya jumlah
gelombang yang timbul selama satu detik). Rentang frekuensi‑frekuensi
dan panjang gelombang‑gelombang itu sangat besar dan angka‑angka yang
menunjukkannya bisa sangat besar atau sangat kecil.
Satu Kilosaikel adalah 1.000 gelombang per detik
Spektrum elektromagnetik yang diringkaskan di atas menunjukkan bahwa
panjang-panjang gelombang berkisar mulai dari seperjuta-juta milimiter
hingga beberapa ratus kilometer dan frekuensi-frekuensinya berkisar
mulai 100 gelombang per detik hingga 1020 gelombang per detik. Dalam
cakupan panjang dari panjang-panjang gelombang dan frekuensi-frekuensi
ini, cahaya yang terlihat menenmpati porsi yang sangat besar. Ini
berarti bahwa mata kita bersifat sensitif terhadap radiasi
elektromagnetik yang sangat kecil sekalipun dan tidak sensitif terhadap
porsi besar, yang dengan jelas menunjukkan keterbatasan indera‑indera
fisik kita dan membuktikan bahwa hal‑hal yang tidak dapat dipersepsi
oleh indera‑indera fisik kita bisa saja dan memang benar‑benar ada.
Allah berfirman:
Segala puji bagi Allah. Dialah yang telah mencipta langit‑langit dan bumi. Dia yang telah menjadikan malaikat‑malaikat sebagai utusan‑utusan yang memiliki dua, tiga dan empat buah sayap4. 'QS. 35: 1.
Pesan‑pesan kita disampaikan dengan sarana‑sarana radiasi
elektromagnetik melalui radio, televisi, telepon, teleprinter, dan
sebagainya. Ayat Al‑Qur'an yang dikutip di atas, yang menggambarkan
para malaikat sebagai utusan-utusan, mendukung pandangan bahwa para
malaikat tersusun dari energi radian karena para malaikat itu, menurut
Al‑Qur'an, dan radiasi elektromagnetik menurut sains, menyampaikan
pesan‑pesan. Kata‑kata Arab جناح (janah) yang diterjemahkan dengan
sayap juga dipergunakan untuk pengertian kekuatan, yang dalam
pengertian itu, para malaikat juga dapat dianggap sebagai utusan‑utusan
yang memiliki berbagai atau beberapa macam kekuatan.
Apakah keempat sayap atau kekuatan yang disebut dalam ayat Al‑Qur'an
tersebut di atas menunjukkan makna keempat kekuatan pokok di alam?.
Hal ini akan dibahas lebih lanjut di bagian belakang.
Sesungguhnya orang‑orang yang mengatakan, 'Tuhan kaini adalah Allah,' kemudian dia berpegang teguh dengan pendirian mereka maka turunlah kepada mereka para malaikat [seraya mengatakan], 'Janganlah kamu merasa takut dan jangan bersedih; dan gembirakanlah mereka dengan syurga yang telah dijanjikan Allah untuk kamu. Kamilah pelindung‑pelindungmu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Di dalamnya kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan dan juga memperoleh apa yang kamu minta; sebagai hiburan yang diturunkan oleh [Allah] yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.(41: 30-32)
Apakah kita pemah mendengar, merasakan atau menyadari pesan para
malaikat ini: 'Kamilah pelindung‑pelindungmu dalam kehidupan di dunia
(ini)' Pesan ini diberikan kepada orang‑orang yang mengatakan: 'Tuhan
kami adalah Allah." dan kemudian dia berpegang teguh dengan pendirian
mereka itu. Kapan saja, karena beriman kepada Allah, kita ingat
dengan‑Nya, beribadah kepadaNya atau berbuat baik, kita akan
mendapatkan kepuasan tertentu, ketenangan, [atau] sejenis kedamaian
pikiran. Apakah pengalaman atau perasaan ini disebabkan oleh turunnya
para malaikat yang membawa pesan itu dan interaksi mereka dengan
pikiran manusia yang merupakan pusat segala macam penerimaan? Ayat‑ayat
Al‑Qur'an berikut ini memberikan tambahan penjelasan mengenai hal ini.
[Ingatlahl ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah [pendirian] orang‑orang yang beriman itu." Kelak akan Aku jatuhkan rasa takut ke dalam hati orang‑orang kafir. Sebab itu penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap‑tiap ujung jari mereka. (8:12)Kemudian Allah menurunkan ketenangan‑Nya kepada Rasul‑Nya dan kepada orang‑orang beriman. Dan Dia menurunkan tentara‑Nya yang tidak kamu ketahui dan menurunkan siksa kepada orangorang kafir. Dan itulah balasan kepada orang‑orang kafir itu.'[9:26]
Dalam momentum‑momentum kita yang tragik dan meresahkan kita berdoa
dan memohon pertolongan Allah, dan sangat sering terjadi bahwa setelah
kita berdoa kita kelihatan memiliki energi yang segar, harapan dan
kepercayaan diri. Apakah kondisi jiwa kita itu disebabkan oleh
interaksi para malaikat dengan pikiran dan hati kita, dalam bentuk
energi radian?
Katakanlah [Muhammad], 'Malaikat maut yang diserahi untuk [mencabut] nyawamu mematikanmu. Kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.'[32:11]
Kematian bisa disebabkan oleh radiasi yang berat melalui
penghancuran sel‑sel tubuh manusia. Dalam pengobatan kanker, bagian
[tubuh] pasien yang rusak dikenakan radiasi yang menghancurkan sel‑sel
kanker itu. Apakah malaikat maut itu terbentuk dari energi radian, yang
menyebabkan kerusakan sebagian organ vital tubuh manusia, seperti
sistem saraf pusat, yang akhirnya mengakibatkan kematian? Radiasi
elektrornagnetik mernang menghasilkan anestesia pada tikus‑tikus dan
obat ini menyebabkan manusia tidak sadar, [dan] dosisnya yang
berlebihan bisa menyebabkan kernatian.
Al‑Qur'an, mengenai malaikat‑malaikat sebagai sahabat‑sahabat manusia, menyatakan:
Baginya [manusia] ada [malaikat‑malaikat] yang mengikutinya secara bergiliran di depan dan di belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah [13:11]
Kita belum pernah menyadari tentang para malaikat yang menemani kita
ini, tetapi pada kesempatan‑kesempatan tertentu, misalnya ketika
menyelamatkan diri dari kecelakaan‑kecelakaan yang serius kita
benar‑benar merasakan adanya sejumlah kekuatan eksternal yang
menyelamatkan kita dari lindasan mobil atau terjatuh ke dalam jurang.
Dan sesungguhnya terhadap kamu ada [malaikat‑malaikat] yang mengawasi, yang mencatat [pekerjaan‑pekerjaanmu]. Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan [82:10-12]
Kita memiliki alat‑alat seperti pita‑pita rekaman, kaset-kaset
video, dan kamera‑karnera yang merekam suara-suara dan
tindakan‑tindakan kita. Ini adalah alat‑alat elektronik yang
mempergunakan radiasi elektrornagnetik. Apakah sulit bagi Allah, Sang
Pencipta kita, mengatur alat‑alat semacam itu dalam bentuk
malaikat‑malaikat yang tidak terlihat? Apakah malaikat‑malaikat ini
ditugaskan sebagai perekam‑perekam, membantu kita mengumpulkan kembali
sejumlah peristiwa di masa lampau sebagaimana penyimpan rekaman di suatu
kantor yang membantu mengeluarkan arsip lama? Sangat boleh jadi
ingatan kita tidak menyimpan apa‑apa tetapi alat perekam para malaikat
itu berhubungan dengan kita.
Ya. Bila kamu tetap sabar dan bersiap siaga, dan mereka menyerang kamu seketika itu juga, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. Maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya [Muhammad], dan Jibril dan orang‑orang mu'min yang baik; dan selain itu para malaikat pun adalah penolongnya juga. [66:4]Wahai orang‑orang yang beriman! Jagalah dirimu sekalian dan orang‑orangmu dari [siksa] neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Di atasnya ada malaikat-malaikat yang keras dan kejam. Mereka tidak berbuat ma'siyat kepada Allah terhadap apa yang diperintahkan‑Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan kepada Mereka.[66:6}Para malaikat dan ruh turun atas izin Tuhan. Mereka membawa [program mengenai] segala hal. Disertai kedamaian hingga saat terbit faJar. [97:4-5]
Dari ayat‑ayat yang dikutip di atas terbukti bahwa disamping
tugas‑tugas lain yang tidak diberitahukan kepada kita, para malaikat
mengkomunikasikan pesan‑pesan Allah, menjaga keselamatan manusia,
mencatat perbuatan-perbuatan mereka, menghukum dan membantu, membawa
kematian, menjaga neraka dan turun [ke bumi] dengan membawa berbagai
macam urusan. Dengan demikian tampaknya para malaikat merupakan
utusan‑utusan yang melaksanakan pekerjaan tetapi tidak tampak sebagai
materi di alam sehingga kita tidak dapat melihat mereka dalam bentuknya
yang normal. Bagi ilmuwan segala sesuatu yang mampu melaksanakan
pekerjaan adalah energi, yang juga mendukung pandangan bahwa para
malaikat adalah bentuk‑bentuk energi atau makhluk tertentu yang
melakukan peran berbagai macam energi. Barangkali mereka seperti para
eksekutif dalam pernerintahan yang dipimpin oleh Allah yang hasil‑hasil
kinerjanya dapat dilihat tetapi pelaku‑pelaku aktualnya tidak
terlihat.
Jibril
Mengenai [malaikat] Jibril yang juga disebut الروح [Ar‑ruh] atau Jiwa, menyatakan:
Mereka bertanya kepadamu [Muhammad] tentang Ar‑Ruh. Katakanlah bahwa Ar‑Ruh itu salah satu di antara urusan Tuhanku. Pengetahuan yang diberikan kepadamu [mengenai hal itu] hanya sedikit. [17:85][Orang‑orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kiamat] ... adalah mereka yang dalam hati mereka telah ditulis iman [oleh Allah] dan telah dikukuhkan‑Nya dengan Ruh daripada‑Nya."[58:22]Dialah [Allah] Yang meningkatkan beberapa derajat, Yang memiliki 'Arsy [singgasana alam semesta]. Dialah yang menurunkan Ar‑Ruh membawa urusan‑Nya kepada sebagian hamba‑hambaNya yang dikehendakiNya untuk mengingatkan mereka akan Hari Pertemuan.[40:15]
Dengan demikian Jibril yang tampaknya merupakan utusan untuk
berkornunikasi, adalah energi yang mengilhami manusia. Jadi sebagaimana
halnya dengan mata yang sensitif terhadap corak radiasi
elektrornagnetik tertentu (cahaya), hati para nabi pun tampaknya
sensitif terhadap komunikasi dengan Allah yang dikirimkan melalui
Jibril (Ar‑Ruh) yang juga terbukti dari ayat‑ayat Al‑Qur'an berikut ini.
Dan sesungguhnya [Al‑Qur'an] itu diturukan daripada Tuhan Penguasa seluruh alam semesta. Ar‑Ruh yang terpercaya menurunkannya kepada hatimu [Muhammad] agar kamu menjadi salah seorang pembawa peringatan dengan bahasa Arab yang jelas.[26:192-195]
Dalam sistem penyiaran radio (broadcasting system], gelombang‑gelombang suara dikonversi menjadi gelombang‑gelombang elektromagnetik, yang mentransformasikan kembali menjadi gelombang‑gelombang suara pada pesawat penerima, yaitu radio. Apakah pesan Allah yang dikornunikasikan itu dilakukan dengan cara yang sama, dalam hal ini Jibril mengilhami hati para rasul yang kemudian mentransformasikan ilham ini menjadi kata‑kata dalam bahasa yang mereka tuturkan, yaitu bahasa Arab dalam kasus Nabi Muharnmad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam? Sistem penyiaran radio, televisi, telepon, teleprinter dan sebagainya yang merupakan alat‑alat untuk menyalurkan radiasi elektrornagnetik, adalah alat‑alat bikinan manusia. Apakah Allah, Sang Maha Pencipta, tidak mampu membikin alat‑alat yang sama atau lebih baik dan tidak dapat dilihat itu?
Al‑Qur'an yang memberi informasi mengenai berbagai komunikasi Allah, menyatakan sebagai berikut.
Dan demikianlah Kami telah mewahyukan kepadamu [meIalui] Ruh sebagian perintah Kami. Kamu tidak mengetahui apa [isi] Al-Kitab itu dan [juga] apakah iman itu. Akan tetapi Kami jadikan ia sebagai sinar yang dengannya Kami menunjukkan jalan kepada sebagian hamba Kami yang Kami kehendaki, dan sesungguhnya engkau [Muhammad] pasti akan menunjukkan kejalan yang lurus.[42:45]Sesungguhnya Kami telah menurunkan [Kitab] Taurat yang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya.[5:44]... dan Kami telah memberikan kepadanya [Isa, Jesus] Kitab Injil yang didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya.[5:46]
Al‑Qur'an, Taurat dan Injil dikatakan memiliki cahaya, atau radiasi.
Bagi orang awam ini berarti cahaya (sinar) yang membantu menemukan
jalan yang benar, tetapi bagi pengkaji sains kata‑kata نور [Nur] memiliki
arti energi radian. Al‑Qur'an bila dibaca akan memberikan berbagai
efek pada hati. Apakah pembacaan Al-Qur'an itu mentransfer
gelombang‑gelombang suara menjadi radiasi elektrornagnetik jenis
tertentu yang mempengaruhi hati pendengamya sehingga menimbulkan
perasaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata‑kata ‑ suatu perasaan
yang kadang‑kadang membuat orang menangis, bahkan mereka yang sama
sekali tidak memahami makna yang mereka dengar itu?
Ayat‑ayat Al‑Qur'an berikut ini tampaknya mendukung pandangan ini.
Dan Kami telah menurunkan melalui Al‑Qur'an bahwa ia merupakan obat dan rahmat bagi orang‑orang yang beriman. [17:82]Wahai ummat manusia! Sungguh telah datang nasihat dari Tuhanmu dan obat bagi [penyakit] hati dan petunjuk serta rahmat bagi orang‑orang yang beriman. [10:57]Dan ketika mereka mendengar apa yang diturunkan kepada Rasul engkau melihat mata mereka menggenang air mata karena mereka mengetahui sebagian dari kebenaran itu [5:83]
Kenyataan yang sangat terkenal bahwa beberapa penyakit jasmani dan ruhani disembuhkan dengan beberapa jenis radiasi elektrornagnetik tertentu. Al‑Qur'an dikatakan sebagai penyembuh bagi [penyakit] yang ada dalam hati. Apakah pembacaan Al‑Qur'an, sebagaimana dinyatakan di atas, menimbulkan jenis radiasi elektromagnetik tertentu. (atau Nur) yang menyembuhkan penyakit-penyakit spiritual, yakni kejahatan yang ada dalam hati?
Sains sejauh ini hanya menemukan empat macam daya (tenaga) pokok
yang bisa menjelaskan semua gejala alam: (1) Daya gravitatif, (2) Daya
listrik, (3) Daya nuklir yang kuat (strong nuclear force), dan (4) Daya
kehancuran beta yang lemah (weak beta decay force).
Al‑Qur'an dalam hal ini menyatakan:
Dan milik Allahlah pasukan‑pasukan [daya‑daya] langit dan bumi.[48:4]
Menurut kepercayaan‑kepercayaan Islam yang populer ada empat malaikat penting yang melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
-
1. IsrafiI: membunyikan terompet untuk mengakhiri alam semesta.
-
2. Jibril: mengkomunikasikan pesan‑pesan Allah.
-
3. Mikail : bertugas mengatur hujan, angin dan sebagainya.
-
4. lzra'il: menyebabkan kematian.
Kami sudah mengemukakan pendapat bahwa para malaikat sebagai
energi‑energi atau makhluk‑makhluk yang menjalankan [tugas] berbagai
macam energi, dan karena semua daya adalah milik Allah, maka marilah
kita Iihat apakah kita dapat mengkorelasikan tugas‑tugas keempat
malaikat yang penting itu dengan keempat daya alam yang pokok itu.
1. Gravitasi - Israfil
Semua benda langit dan objek‑objek yang ada di permukaannya
masing‑masing terikat bersama oleh daya gravitasi. Jika daya gravitasi
itu diperbesar maka segala sesuatu akan terkumpul bersama dan alam
semesta akan hancur dan jika ia diperkecil maka segala sesuatu akan
terpisah [dan] berterbangan ke mana‑mana. Apakah Israfil yang
menjalankan tugas daya gravitasi, yang sekarang menjaga segala sesuatu
dalam keseimbangan tetapi, jika atas perintah Allah, akan memperbesar
daya ini sehingga menyebabkan semua benda langit terkonsentrasi di satu
tempat untuk mengakhiri alam semesta dan kemudian mereduksi daya
gravitasi itu yang akan menyebabkan terciptanya kembali alam semesta
itu? Mekanisme berakhirnya dan terciptanya kembali alam semesta itu
merupakan tema utama dalam teori Oscillating Universe [atau
Teori Ledakan Hebat] dan sangat boleh jadi bersesuaian dengan peniupan
terompet dua kali untuk mengakhiri dan mencipta kembali alam semesta,
sebagaimana dinyatakan dalam Al‑Qur'an sebagai berikut.
Dan akan ditiupnya terompet [struktur alam semesta] itu sehingga siapa saja yang ada di langit‑langit dan bumi akan jatuh tidak sadarkan diri kecuali orang‑orang yang dikehendaki Allah. Kemudian akan ditiupnya terompet itu untuk kedua kalinya sehingga mereka akan berdiri melihat.[39:68]
2. Daya Listrik ‑ Jibril
Telekomunikasi pada hakikatnya bersifat elektrik. Apakah Jibril
menjalankan semua tugas daya listrik di alam, atau telekomunikasi
sebagai satu‑satunya bagian tugasnya?
3. Daya Nuklir yang Kuat - Mikail
Panas dan cahaya yang kita terima dari matahari adalah akibat dari
reaksi‑reaksi nuklir yang terjadi di dalamnya. Cahaya dan panas
matahari mendukung kehidupan di muka bumi. Panas menguapkan air untuk
membentuk awan‑awan, menyebabkan terjadinya perbedaan‑perbedaan
temperatur yang mengakibatkan gerakan angin, yang mendorong awan‑awan
dan percikan‑percikan hujan. Apakah Mikail bertugas menjalankan
[reaksi] semua daya nuklir di alam, termasuk [reaksi‑reaksi] nuklir
yang terjadi di matahari itu?
Transformasi Energi menjadi Materi
Sebelumnya kita sudah mengetahui bahwa materi dan energi bisa saling
dikonversikan. Jika para malaikat adalah energi‑energi, maka apakah
mereka pemah mengambil bentuk materi? Dalam kaitan ini marilah kita
kaji ayat-ayat Al‑Qur'an berikut ini.
Dan para utusan Kami telah datang kepada Ibrahim membawa berita gembira. Mereka mengatakan, 'Selamat.' Selamat' kata Ibrahim dan dia pun tanpa mengulurulur waktu menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Kemudian ketika melihat bahwa tangan mereka tidak dapat menjamahnya, dia pun menganggap perbuatan mereka aneh dan merasa takut kepada mereka ...[11:69:70]Kemudian Kami kirimkan kepadanya [Maryam] Ruh Kami, maka ia pun menjelma di depan matanya seperti manusia yang sebenarnya.[19:17]
Dalam kisah sejarah Nabi Lut a.s. [11:77-81] juga, para utusan
dikatakan telah datang dalam bentuk manusia. Melalui hadis‑hadis yang
terkenal dan sahih kita mengetahui bahwa Jibril muncul sebagai manusia
di depan Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya.
Ayat‑ayat AI‑Qur'an yang dikutip di atas mendukung pendapat bahwa
para malaikat dan Ruh itu merupakan bentuk‑bentuk energi radian yang
berbeda‑beda karena mereka juga dapat berubah menjadi bentuk‑bentuk
materi sebagaimana energi berubah menjadi materi.
Mengenai jin Al‑Qur'an menyatakan:
Dan jin telah Kami cipta sebelumnya dari gelombang api yang sangat panas.[15:27]Dan di antara jin‑jin itu ada yang bekerja untuknya atas izin Tuhannya. [34:12]
Ayat‑ayat Al‑Qur'an ini memberikan kesan kepada kita bahwa jin pun,
sebagaimana para malaikat, merupakan energi radian dan diberi pekerjaan
oleh Allah.
Di banyak tempat dalam Al‑Qur'an, jin‑iin itu disebut bersama‑sama
dengan manusia dan pada satu tempat tujuan utama penciptaan mereka
disebutkan sebagai berikut.
Sesungguhnya Aku tidak mencipta Jin dan manusia kecuali agar [mereka] beribadah kepada‑Ku." [51:56]
Dalam bidang Fisika Quantum sudah ditunjukkan bahwa sebuah photon
tunggal (partikel cahaya) atau sebuah elektron, bisa dijatuhkan di
sebuah layar yang memiliki dua buah lubang sempit, kita mendapatkan
pola penerimaan sinyal yang memberikan kesan bahwa photon atau
elektron tunggal menerobos melalui kedua lubang itu secara simultan.
Bagi setiap pengamat yang melihat photon atau elektron itu datang
melalui salah satu di antara lubang‑lubang itu, maka ada pengamat lain
di dunia lain yang melihatnya melalui bagian integral eksperimen itu
dan tidak ada sesuatu pun bila ia tidak dipersepsi. Kedua pengamat itu.
sama‑sama benar. Alam semesta membagi dirinya menjadi dua. Apakah
pengamat lain itu Jin yang berhubungan dengan manusia tertentu itu?
Diriwayatkan oleh lbnu Mas'ud bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
pernah berabda: 'Tidak ada seorang pun di antara kamu tetapi ada yang
bertugas mengawasinya, seorang sahabat di antara Jin‑jin dan seorang di
antara para Malaikat. [HR Muslim]
Mengenai syetan atau Iblis, Al‑Qur'an menyatakan:
Dia [Iblis] berkata, 'Saya lebih baik daripada dia [manusia, Adam] Engkau mencipta saya dari api dan Engkau mencipta dia dari tanah liat.[7:12] Maka mereka [para malaikat] pun bersujud [kepada] Adam, kecuali Iblis. Dia adalah dari Jin dan kemudian mereka membangkang perintah Tuhannya. [7:12]Mereka [Iblis] berjanji kepada mereka [manusia] dan membangkitkan angan‑angan kosong kepada mereka. Sesungguhnya yang dijanjikan oleh Syetan kepada mereka hanyalah tipu daya."[4:120]... sehingga Dia [Allah] menjadikan apa yang disampaikan oleh Syetan itu cobaan bagi orang‑orang yang hatinya berpenyakit dan yang hatinya keras."[22:53]
Ayat‑ayat Al‑Qur'an ini menunjukkan bahwa Iblis juga dicipta dari
bentuk energi yang sama sebagaimana Jin. Dia tersusun dari energi dan
manusia dari materi. Barangkali karena menyadari kemungkinan bisa
terjadinya antaraksi antara materi dan energi, maka dia menyatakan:
'Saya akan menyesatkan mereka [manusia] dan menggoda mereka dengan
kesenangan-kesenangan semu. ' Beberapa jenis penyakit jasmani
disebabkan oleh bibit‑bibit penyakit yang tidak terlihat, sama halnya
dalam penyakit-penyakit kehidupan spiritual di hati disebabkan oleh
Iblis. Penyakit‑penyakit jasmani disembuhkan dengan obat dan dalam
beberapa kasus, dengan radiasi elektromagnetik, maka demikian pula
halnya dengan penyakit‑penyakit hati, sebagaimana dinyatakan
sebelumnya, bisa disembuhkan dengan Al‑Qur'an, yang dinyatakan sebagai 'Nur' dan dipahami dengan makna energi radian.
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dilaporkan pemah
bersabda, sebagaimana disebutkan sebelumnya, seorang Jin dan seorang
Malaikat menemani setiap orang. [HR Muslim] Sangat boleh jadi Malaikat
itu membisikkan ke dalam hati manusia gagasan‑gagasan yang baik dan Jin
dengan gagasan‑gagasan jahat. Bisikan atau ilham dari Malaikat itu
mungkin berupa apa yang kita sebut kesadaran yang membantu membedakan
antara yang baik dan buruk dan mendorong kita untuk berbuat baik dan
[bisikan] Syetan boleh jadi berupa keinginan jahat kita yang
menimbulkan pikiran‑pikiran jahat dan yang menggoda kita untuk melakukan
kejahatan. Dua corak bisikan atau ilham ini adalah penyebab-penyebab
utama semua tindakan dan perbuatan manusia, salah satunya menuju ke
surga dan yang lain ke neraka.
Penyataan bahwa hati atau jiwa kita sensitif terhadap bisikan atau
ilham atau, dengan bahasa sains, terhadap radiasi elektromagnetik,
melalui Jiwa, para Malaikat, Jin atau Syetan, tidak berarti bahwa hati
atau jiwa manusia berisi instrumen‑instrumen seperti transmitter, amplifier, transformer, dan
sebagainya. la hanyalah berarti bahwa pekerjaan‑pekerjaan yang
dilakukan oleh alat‑alat ini atau alat‑alat lain di dunia materi
dilakukan oleh hati dan atau jiwa di dunia spiritual disamping
fungsi-fungsinya yang lain, jiwa manusia adalah komputer terbaik di
muka bumi. Ini tidak berarti bahwa otak itu sama dalam konstruksinya
dengan komputer elektronik; ia hanya berarti bahwa otak melaksanakan
pekerjaan‑pekerjaan yang sama dengan yang dikerjakan oleh komputer
elektronik. Otak dan komputer berbeda ukurannya, mekanismenya dan
konstruksi materialnya, namun sifat pekerjaan yang dilakukannya sama.
Dengan demikian manusia tampaknya merupakan perpaduan yang erat
antara gejala‑gejala materi dan energi. Keyakinan pada hakikatnya
bersifat spiritual dan para Malaikat merupakan hal penting dalam
keyakinan Muslim sebagaimana terbukti dari ayat Al‑Qur'an berikut ini.
Akan tetapi kebaikan itu adalah siapa saja yang beriman kepada Allah, Hari Akhir, para malaikat kitab‑kitab [Allah] dan para nabi [Allah].[2:177]
Keyakinan atas adanya para Malaikat, dalam semua pengertian yang
sudah dikemukakan sejauh ini, berarti keyakinan atas adanya
energi‑energi berikut efekefeknya dan bahwa energi‑energi ini sudah
dicipta oleh Allah, yang perbedaamya hanya dalam nama‑namanya saja.
Al-Qur'an lebih lanjut menyatakan sebagai berikut.
Dan [ingatlah] ketika Kami berbicara dengan para malaikat 'Bersujudlah kamu sekalian kepada Adam!' Maka mereka pun bersujud kecuali Iblis. Dia enggan melakukannya dan bersombong diri. Dan dia tennasuk kelompok kafir.[2:34]
Menurut ayat Al‑Qur'an tersebut di atas para malaikat disuruh
bersujud kepada Adam as. Sernuanya taat kecuali Iblis. Ini berarti
bahwa IbIis juga diakui sebagai malaikat, tetapi menurut ayat lain
dalam Al‑Qur'an [18:50], Iblis dinyatakan sebagai Jin. Dengan
memperhatikan makna ini, katakata Arab ملائكة [Mala'ikah], jamak dari kata ملك [Malak]
untuk makhluk Malaikat tampaknya mempunyai makna energi‑energi yang
dalam hal ayat Al‑Qur'an tersebut di atas, berarti semua energi
diperintah oleh Allah untuk bersujud [tunduk] kepada manusia, dan
semuanya mematuhi kecuali energi jahat, yaitu IbIis. Manusia ditugaskan
untuk mengendalikan berbagai energi itu karena[nya] Allah memerintah
energi‑energi itu untuk tunduk di bawah kontrolnya [manusia]. Karena itu
penghargaan terhadap kemajuan yang dicapai dalam sains dan teknologi
kembali kepada Allah dan bukan kepada manusia. Karena hak untuk
memerintah berbagai energi itu bukan merupakan keberhasilan manusia,
maka meletakkan energi yang jahat, yakni Syetan, di bawah kontrolnya
sajalah yang merupakan keberhasilannya. Sebenamya inilah satu-satunya
tantangan yang dihadapkan kepadanya.
Apakah kita tidak akan melakukan usaha secara sungguh‑sungguh ke arah ini dengan mengikuti perintah‑perintah yang terkandung dalam Al‑Qur'an?
Apakah kita tidak akan melakukan usaha secara sungguh‑sungguh ke arah ini dengan mengikuti perintah‑perintah yang terkandung dalam Al‑Qur'an?
Sumber: berbagai sumber dan artikel-artikel terkait
Written by: jalupangna
Wawasan spiritual dan blogging, Updated at: 16.57
2 komentar: